
ESG dan Pemberdayaan Wanita: Bagaimana Bisnis Berkelanjutan Membuka Peluang Baru
Majalahkartini.com – Prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) kini menjadi dasar penting bagi perusahaan yang ingin mencapai keberlanjutan. ESG mencakup tiga pilar utama: tanggung jawab terhadap lingkungan (Environmental), keberagaman sosial (Social), dan tata kelola yang transparan (Governance). Penerapan ESG tidak hanya berdampak positif bagi lingkungan, tetapi juga meningkatkan reputasi perusahaan di mata konsumen dan investor.
Selain itu, ESG membuka peluang bagi wanita untuk mendapatkan kesempatan setara di dunia kerja. Perusahaan yang menerapkan prinsip ESG cenderung menciptakan lingkungan inklusif di mana wanita dapat berkembang, memimpin, dan mengatasi kesenjangan gender.
Bagi wanita yang tengah meniti karier atau memimpin bisnis, mencari ruang untuk berkembang secara setara sering kali menjadi tantangan. ESG menawarkan harapan bahwa perusahaan yang peduli dengan keberagaman dan keberlanjutan juga memperhatikan kesetaraan kesempatan. Selain fokus pada keberlanjutan lingkungan, ESG menciptakan peluang bagi wanita untuk bersaing secara setara.
Lalu, bagaimana ESG dapat memberikan dampak nyata dalam dunia kerja, khususnya bagi wanita? Bagaimana ESG membuka peluang bagi wanita untuk memimpin dan berkembang?
Peran Wanita dalam Bisnis Berkelanjutan
Dalam dunia bisnis yang semakin fokus pada keberlanjutan, prinsip ESGÂ menjadi pendorong utama perubahan. ESG kini tak hanya berhubungan dengan keberlanjutan lingkungan, tetapi juga dengan menciptakan organisasi yang inklusif, beragam, dan responsif terhadap kebutuhan sosial. Wanita memainkan peran penting dalam mendorong perubahan ini, khususnya dalam mengambil posisi kepemimpinan pada inisiatif ESG yang lebih luas.
Wanita sebagai Pemimpin Inisiatif ESG
Wanita semakin banyak memimpin inisiatif ESG, mengarahkan kebijakan yang mendukung keberlanjutan sosial, lingkungan, dan kesetaraan. Pemimpin wanita seperti Indra Nooyi, mantan CEO PepsiCo, telah membuktikan bahwa kebijakan yang mengutamakan keberagaman dan keberlanjutan tidak hanya meningkatkan kinerja finansial tetapi juga memberikan dampak sosial yang positif.
Nooyi menekankan bahwa ESG harus menjadi bagian integral dari strategi perusahaan untuk mengelola risiko dan mempersiapkan perusahaan menghadapi tantangan di masa depan. Ia melihat ESG sebagai cara untuk “memastikan ketahanan perusahaan” dalam menghadapi perubahan pasar yang dinamis.
Kesetaraan Gender melalui Kebijakan ESG
Kesetaraan gender tetap menjadi tantangan utama di banyak sektor, terutama dalam posisi-posisi kepemimpinan dan pengambilan keputusan strategis. ESG membuka ruang bagi perusahaan untuk mengatasi ketidaksetaraan ini dengan mengedepankan kebijakan inklusif. Program-program yang mendukung pelatihan kepemimpinan, mentoring, dan akses yang lebih luas bagi wanita untuk memimpin menjadi bagian integral dari kebijakan ESG yang efektif.
Sebagai contoh, Unilever telah mengintegrasikan prinsip ESG dengan fokus pada kesetaraan gender, memastikan wanita mendapatkan kesempatan setara di seluruh level organisasi. Selain itu, mereka juga menempatkan wanita di posisi eksekutif, memperkuat komitmen mereka terhadap keberagaman dan kesetaraan.
Dampak Keberagaman Gender terhadap Kinerja Perusahaan
Penelitian menunjukkan bahwa perusahaan dengan lebih banyak wanita di posisi eksekutif dan manajerial cenderung memiliki kinerja yang lebih baik. Sebuah studi oleh McKinsey menemukan bahwa perusahaan dengan keberagaman gender yang lebih tinggi di dewan direksi memiliki peluang 27% lebih besar untuk unggul secara finansial dibandingkan perusahaan yang kurang beragam.
Tantangan dan Solusi untuk Pemberdayaan Wanita dalam Bisnis Berkelanjutan
Meskipun banyak perusahaan mulai mengadopsi prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance), wanita masih menghadapi sejumlah tantangan di dunia kerja, seperti bias gender, keterbatasan akses ke peluang pengembangan karier, kurangnya dukungan untuk keseimbangan kehidupan kerja, dan kesenjangan gaji. Perusahaan yang menerapkan prinsip ESG dapat memainkan peran penting dalam mengatasi masalah ini dan menciptakan lingkungan yang lebih mendukung bagi wanita.
1. Mengatasi Bias Gender dalam Rekrutmen dan Promosi
Tantangan: Bias gender sering kali mempengaruhi keputusan perekrutan dan promosi, menghalangi wanita untuk mencapai posisi kepemimpinan meskipun memiliki kualifikasi yang setara. Bias ini dapat muncul pada tahap seleksi atau promosi, di mana pria sering diprioritaskan meskipun wanita memiliki kompetensi yang setara.
Solusi: Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan perlu memperkenalkan kebijakan rekrutmen yang transparan dan adil. Misalnya, dengan memberikan pelatihan anti-bias kepada tim HR dan manajer untuk memastikan keputusan yang diambil berbasis pada kinerja dan kompetensi, bukan stereotip gender. Accenture telah mengadopsi kebijakan transparansi dalam promosi dan rekrutmen serta melakukan audit keberagaman untuk memastikan bahwa proses ini bebas dari bias gender.
2. Meningkatkan Akses ke Peluang Pengembangan Karier
Tantangan: Wanita sering kali mengalami kesulitan dalam mengakses peluang pengembangan karier, terutama dalam pelatihan kepemimpinan atau kesempatan untuk memimpin proyek besar, yang membatasi kemampuan mereka untuk naik ke posisi eksekutif.
Solusi: Perusahaan dapat memberikan kesempatan yang setara melalui program pelatihan kepemimpinan dan mentoring. General Electric (GE), misalnya, memiliki Women’s Network yang menyediakan mentoring dan pelatihan untuk mempersiapkan wanita mengambil posisi kepemimpinan di perusahaan. Program-program seperti ini memberikan wanita keterampilan yang dibutuhkan untuk berkembang dan menjadi pemimpin di berbagai sektor.
3. Menyediakan Dukungan untuk Keseimbangan Kehidupan Kerja
Tantangan: Wanita sering kali kesulitan menyeimbangkan tuntutan pekerjaan dengan kewajiban keluarga, yang dapat menghambat kemajuan karier mereka jika perusahaan tidak memberikan kebijakan yang mendukung.
Solusi: Perusahaan yang menerapkan ESG dapat memberikan kebijakan yang mendukung keseimbangan kehidupan kerja, seperti cuti keluarga yang fleksibel dan fasilitas kerja jarak jauh. Salesforce telah memperkenalkan cuti keluarga yang fleksibel dan mendukung kerja jarak jauh, memberikan wanita kemampuan untuk menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan pribadi mereka tanpa mengorbankan karier. Dengan kebijakan ini, wanita dapat tetap terlibat dalam dunia kerja sambil mengelola tanggung jawab keluarga mereka.
4. Menutup Kesenjangan Gaji dan Promosi
Tantangan: Meskipun ada peningkatan kesadaran tentang kesenjangan gaji, wanita masih sering menerima gaji yang lebih rendah dibandingkan pria untuk pekerjaan yang setara. Selain itu, mereka sering mendapat promosi lebih lambat meskipun memiliki kualifikasi yang sama.
Solusi: Perusahaan perlu melakukan audit gaji secara berkala untuk memastikan tidak ada perbedaan gaji yang tidak adil antara pria dan wanita. PayPal secara rutin melakukan audit internal untuk memastikan kesetaraan gaji, dan mereka juga meluncurkan program pelatihan kepemimpinan bagi wanita untuk memastikan akses yang setara dalam pengembangan karier.
Masa Depan Wanita dalam Bisnis Berkelanjutan
Wanita memiliki peran penting dalam mendorong transformasi bisnis berkelanjutan. Seiring berkembangnya komitmen terhadap prinsip ESG, wanita semakin diakui sebagai pilar utama dalam menciptakan perusahaan yang berfokus tidak hanya pada keuntungan, tetapi juga pada dampak sosial dan lingkungan.
Di sektor energi terbarukan dan teknologi hijau, wanita memainkan peran kunci dalam memajukan inovasi keberlanjutan. Pemimpin seperti Christiana Figueres, yang berperan dalam perundingan perubahan iklim global, menunjukkan bagaimana keberagaman dalam kepemimpinan dapat membawa dampak positif pada kebijakan dan praktik berkelanjutan.
Namun, tantangan seperti akses setara ke posisi kepemimpinan, kesetaraan gaji, dan kesempatan pengembangan karier harus terus diatasi. Perusahaan perlu memperkuat kebijakan yang inklusif, memberikan peluang yang adil, dan mendukung keseimbangan kehidupan kerja. Kebijakan ESG yang mendukung pemberdayaan wanita akan menciptakan budaya yang lebih terbuka dan produktif.
